That kind hearted man..

One day..
"Kamu nggak takut sama aku? Banyak banget kemungkinan aku menjadi jahat, moodswing, dan segala cerita mentalku yang tidak baik-baik saja."
"Enggapapa, kenapa harus takut?"
*terdiam. Batinku, kenapa ada orang jawab tanpa ragu sedikitpun.

    Rintik hujan atau suasana gelap malam yang sangat sepi ya yang menemani kita saat itu? yang terpenting, mereka menjadi saksi bahwa ada orang yang baik hatinya, sabar, nan bijaksana yang sedang bercengkrama dengan orang yang totally imperfect, ya orang itu saya. Hari demi hari kami jalani tepatnya aku yang suka bikin repot entah hal yang sangat penting, tidak penting, hingga kamu harus mengikuti gimana jalannya moodku yang dari biru menjadi abu-abu lebih cepat dari kecepatan cahaya. Those support; motivasi, buah, camilan, jalanan jogja yang penuh makna benar benar membuatku membantu healing dan menerima diriku apa adanya. Hingga waktu yang tidak ingin kamu rasakan itu datang. Egois saat memikirkannya lagi, bukan hanya egois -berdusta, munafik- membuatku terlihat semakin buruk dengan apa yang sudah aku lakukan. Terutama buat kamu, mungkin seribu maaf pun masih belum apple to apple untuk kejadian itu. Perasaan wanita, tepatnya perempuan 20 tahun yang penuh kebimbangan dan ketakutan membuatmu terjun pada jurang yang mungkin tak bertepi. Masih ada beberapa janji yang harus kupenuhi, setidaknya jika aku sudah lenyap tolong ikhlaskan jika janji itu hanya sebatas perkataan. 

    Minggu-minggu yang membingungkan buatku, sejumput kertas datang kubaca perlahan dan tak sadarkan diri meneteskan air mata. Sungguh, seperti akar yang sudah menjalar, sulit melupakan hal tersebut hingga sekarang. Hingga suatu waktu wanita berumur 49 tahun yang sudah merawatku selama ini memberikan petuah, "Jangan sampai kamu menyakiti hati orang". Bagaimana aku tidak memikrikan hal tersebut tiap hari dan tiap malamnya? Hingga aku memberanikan diri menghubungi seolah aku tidak punya harga diri sudah menyakiti orang. Tapi, yah tidak semua yang kita ekspetasikan menjadi baik-baik saja. Semoga tetap menjadi teman, yang baik untuk semua orang, jangan melakukan apa yang aku lakukan padamu, dan u deserved better than me. Kalo kata orang sih mungkin kita ngga se khufu ehe, kamu benar-benar terlalu baik dan sabar buatku. Hope u find someone better than me


7/19/2020 9:05 PM  Memutuskan menuliskan ini dikarenakan sudah menganggu pikiranku terus menerus hingga tidak bisa mengerjakan hal lain. Tak terasa menulis semua ini penuh dengan eluh.

Komentar